
Menanamkan Cinta Ibadah Sejak Dini melalui Pembiasaan Sholat Dhuha di Kelas 1 MIM 1 PK Sukoharjo
Pendidikan dasar merupakan fase yang sangat penting dalam membentuk karakter dan kebiasaan anak. Pada tahap inilah nilai-nilai kehidupan mulai dikenalkan, ditanamkan, dan dibiasakan agar menjadi bagian dari kepribadian anak hingga dewasa. Salah satu nilai fundamental yang harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak di lingkungan sekolah Islam adalah kecintaan terhadap ibadah, khususnya sholat. Di MIM 1 PK Sukoharjo, upaya menanamkan cinta ibadah tersebut diwujudkan melalui program pembiasaan sholat Dhuha bagi siswa kelas 1. Program ini menjadi salah satu langkah strategis sekolah dalam membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara spiritual dan berakhlak mulia.
Sholat Dhuha merupakan salah satu sholat sunnah yang memiliki keutamaan besar dalam ajaran Islam. Pelaksanaannya yang dilakukan pada pagi hari, setelah matahari terbit hingga menjelang waktu dzuhur, sangat tepat jika dibiasakan di lingkungan sekolah. Anak-anak yang masih berada pada usia dini cenderung mudah meniru dan mengikuti kebiasaan yang dilakukan secara rutin. Oleh karena itu, pembiasaan sholat Dhuha di kelas 1 MIM 1 PK Sukoharjo menjadi sarana efektif untuk mengenalkan ibadah secara praktis dan menyenangkan kepada peserta didik.
Pelaksanaan pembiasaan sholat Dhuha ini melibatkan seluruh siswa kelas 1 yang berjumlah puluhan anak dengan latar belakang karakter dan kebiasaan yang beragam. Setiap pagi, sebelum memulai kegiatan pembelajaran inti, para siswa diarahkan untuk berwudhu dengan tertib, kemudian berkumpul di ruang yang telah disiapkan untuk melaksanakan sholat Dhuha secara berjamaah. Guru kelas dan guru pendamping berperan aktif dalam membimbing, mencontohkan gerakan sholat yang benar, serta memberikan arahan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak-anak.
Program pembiasaan ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis pelaksanaan sholat, tetapi juga pada penanaman makna ibadah itu sendiri. Anak-anak diperkenalkan bahwa sholat Dhuha adalah bentuk syukur kepada Allah atas nikmat kesehatan, kesempatan belajar, dan rezeki yang diberikan setiap hari. Dengan pendekatan yang lembut dan komunikatif, guru menjelaskan bahwa sholat bukanlah sebuah beban, melainkan kebutuhan dan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Penjelasan ini disampaikan melalui cerita, nasihat singkat, dan contoh-contoh sederhana yang relevan dengan kehidupan sehari-hari anak.
Kegiatan pembiasaan sholat Dhuha di kelas 1 MIM 1 PK Sukoharjo dilaksanakan secara rutin dan konsisten. Konsistensi ini menjadi kunci utama keberhasilan program. Anak-anak yang pada awalnya masih sering bermain, berbicara sendiri, atau belum hafal bacaan sholat, secara perlahan menunjukkan perubahan yang positif. Mereka mulai terbiasa berdiri rapi, mengikuti imam, dan melaksanakan sholat dengan lebih khusyuk. Hal ini menunjukkan bahwa pembiasaan yang dilakukan secara terus-menerus mampu membentuk perilaku dan sikap religius pada anak.
Selain membentuk kebiasaan ibadah, pembiasaan sholat Dhuha juga berperan dalam menanamkan nilai disiplin dan tanggung jawab. Anak-anak diajarkan untuk datang tepat waktu, mengikuti aturan selama sholat, serta menjaga ketertiban bersama. Nilai-nilai ini secara tidak langsung mendukung proses pembelajaran di kelas, karena siswa menjadi lebih tertib, tenang, dan siap menerima pelajaran. Dengan demikian, sholat Dhuha tidak hanya berdampak pada aspek spiritual, tetapi juga pada perkembangan karakter dan sikap belajar siswa.
Peran guru dalam program ini sangatlah penting. Guru tidak hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan bagi siswa. Keteladanan guru dalam melaksanakan sholat dengan penuh kesungguhan memberikan contoh nyata bagi anak-anak. Sikap sabar, lembut, dan penuh kasih sayang yang ditunjukkan guru saat membimbing siswa menjadi faktor pendukung terciptanya suasana ibadah yang nyaman dan menyenangkan. Anak-anak merasa tidak tertekan, melainkan terdorong untuk mengikuti kegiatan dengan rasa senang.
Selain guru, dukungan dari pihak sekolah juga menjadi faktor keberhasilan pembiasaan sholat Dhuha. Sekolah menyediakan fasilitas yang memadai, seperti tempat sholat yang bersih dan nyaman, perlengkapan ibadah, serta pengaturan jadwal yang terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar. Dengan dukungan tersebut, pelaksanaan sholat Dhuha dapat berjalan dengan tertib dan lancar tanpa mengganggu proses pembelajaran lainnya.
Tidak kalah penting, keterlibatan orang tua juga menjadi bagian dari keberhasilan program pembiasaan sholat Dhuha. Sekolah secara aktif menjalin komunikasi dengan orang tua untuk menyampaikan tujuan dan manfaat dari program ini. Orang tua diharapkan dapat mendukung dengan membiasakan anak melaksanakan sholat di rumah, memberikan motivasi, serta menanamkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Sinergi antara sekolah dan keluarga akan memperkuat pembiasaan ibadah yang telah ditanamkan di lingkungan sekolah.
Dampak positif dari pembiasaan sholat Dhuha mulai terlihat dalam keseharian siswa kelas 1 MIM 1 PK Sukoharjo. Anak-anak menjadi lebih tenang, sopan, dan menunjukkan sikap saling menghormati antar teman. Mereka juga mulai memahami pentingnya berdoa dan bersyukur sebelum melakukan aktivitas. Beberapa siswa bahkan dengan antusias menceritakan pengalaman sholat Dhuha kepada orang tua di rumah, yang menunjukkan bahwa kegiatan ini meninggalkan kesan mendalam bagi mereka.
Pembiasaan sholat Dhuha juga menjadi sarana pembelajaran kontekstual bagi siswa. Melalui kegiatan ini, anak-anak belajar secara langsung tentang tata cara sholat, bacaan-bacaan pendek, serta adab di dalam masjid atau ruang ibadah. Pembelajaran yang bersifat praktik ini lebih mudah dipahami oleh anak usia dini dibandingkan pembelajaran yang hanya bersifat teori. Dengan demikian, sholat Dhuha menjadi media pembelajaran yang efektif dalam pendidikan agama Islam.
Dalam jangka panjang, pembiasaan sholat Dhuha di kelas 1 diharapkan mampu membentuk generasi yang memiliki fondasi keimanan yang kuat. Anak-anak yang sejak dini telah terbiasa melaksanakan ibadah akan tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kesadaran beragama yang baik. Mereka tidak hanya menjalankan ibadah karena kewajiban, tetapi karena telah tertanam rasa cinta dan kebutuhan terhadap ibadah itu sendiri.
Melalui program pembiasaan sholat Dhuha, MIM 1 PK Sukoharjo menunjukkan komitmennya dalam menyelenggarakan pendidikan yang holistik, yaitu pendidikan yang mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, dan spiritual. Sekolah tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter islami siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan Islam yang menekankan keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan amal ibadah.
Dengan demikian, pembiasaan sholat Dhuha di kelas 1 MIM 1 PK Sukoharjo merupakan langkah nyata dalam menanamkan cinta ibadah sejak dini. Program ini menjadi bukti bahwa pembentukan karakter religius dapat dimulai dari hal-hal sederhana yang dilakukan secara rutin dan penuh keteladanan. Melalui sholat Dhuha, anak-anak belajar untuk mengenal, mencintai, dan mendekatkan diri kepada Allah, yang kelak akan menjadi bekal berharga dalam perjalanan hidup mereka.






0 Comments